Pagi ini, kusempatkan mengambil satu gambar bunga lagi dari kebun ibuku. Mawar batik, judulnya. Kubeli beberapa waktu lalu di Bandung Orchid Festival bersama seorang teman. Dia sih sebetulnya tak begitu tertarik pada dunia persilatan eh perbungaan, tapi jagoan nawar. Haha...! Keuntungan buatku. ;)
Kulihat beberapa pokok mawar belang ini di sebuah stand di arena pameran bunga bulanan yang berlokasi di MTC Metro. Seorang penjaga stand, anak muda, menawarkan pokok-pokok bunga ini dengan bersemangat. Aku yang sudah menunjukkan minat, tentu jadi 'sasaran empuk' buatnya. Dia bilang, "Belilah bu.. buat nambah-nambah biaya kuliah...". Hm, semangat anak muda ini boleh juga. Ketika kutanya kampus tempatnya belajar, kupikir dia akan menyebutkan kampus pertanian atau semacamnya. Ternyata, dia menyebut Unikom. Eh??? Kutanya lebih jauh, kuliah di jurusan apa, dia jawab desain komunikasi visual. EH??? Itu kan aku banget. Aku sempat jadi dosen di sana, sampai lepas pertengahan 2002. Wah, memori terkuak kembali. Temanku sudah semangat menawar, nggak kira-kira. Aku sih senang, tentu, kalau dapat harga murah, tapi kasihan juga sih pada si penjual kembang. Dia yang sudah merawat bunga-bunga itu sampai berbunga cantik, mengangkut ke tempat pameran dengan bersusah payah, memajangnya di stand bunga, menungguinya, menanti satu-dua pembeli seperti aku.
Aku beli dua pokok mawar belang ini. Lucu lho... Yang satu berbunga belang (makanya disebut mawar batik), sedangkan pohon yang satunya lagi berbunga kembar tak identik. Dua bunga muncul di satu pohon pada waktu itu, yang satu berbunga pink agak fuschia, sedangkan yang satunya lagi marun. Aih... Cantiknya. Nanti ya... foto menyusul, kalau dia berbunga lagi. Siapa tahu warna bunganya lain lagi. ;) Di stand bunga yang lain, sebetulnya aku melihat bunga mawar berbunga ungu muda. Agak langka tuh kayaknya. Pengen beli juga, tapi ... hm... lain kali lagi deh ya. ;)
Kulihat beberapa pokok mawar belang ini di sebuah stand di arena pameran bunga bulanan yang berlokasi di MTC Metro. Seorang penjaga stand, anak muda, menawarkan pokok-pokok bunga ini dengan bersemangat. Aku yang sudah menunjukkan minat, tentu jadi 'sasaran empuk' buatnya. Dia bilang, "Belilah bu.. buat nambah-nambah biaya kuliah...". Hm, semangat anak muda ini boleh juga. Ketika kutanya kampus tempatnya belajar, kupikir dia akan menyebutkan kampus pertanian atau semacamnya. Ternyata, dia menyebut Unikom. Eh??? Kutanya lebih jauh, kuliah di jurusan apa, dia jawab desain komunikasi visual. EH??? Itu kan aku banget. Aku sempat jadi dosen di sana, sampai lepas pertengahan 2002. Wah, memori terkuak kembali. Temanku sudah semangat menawar, nggak kira-kira. Aku sih senang, tentu, kalau dapat harga murah, tapi kasihan juga sih pada si penjual kembang. Dia yang sudah merawat bunga-bunga itu sampai berbunga cantik, mengangkut ke tempat pameran dengan bersusah payah, memajangnya di stand bunga, menungguinya, menanti satu-dua pembeli seperti aku.
Aku beli dua pokok mawar belang ini. Lucu lho... Yang satu berbunga belang (makanya disebut mawar batik), sedangkan pohon yang satunya lagi berbunga kembar tak identik. Dua bunga muncul di satu pohon pada waktu itu, yang satu berbunga pink agak fuschia, sedangkan yang satunya lagi marun. Aih... Cantiknya. Nanti ya... foto menyusul, kalau dia berbunga lagi. Siapa tahu warna bunganya lain lagi. ;) Di stand bunga yang lain, sebetulnya aku melihat bunga mawar berbunga ungu muda. Agak langka tuh kayaknya. Pengen beli juga, tapi ... hm... lain kali lagi deh ya. ;)
3 comments:
Ah, akhirnya 'sang seleb' dipamerkan via foto juga :D Iya ya, unik bin antik, subhanallah, kreasi manusia manatah yg bisa menandingi karya cipta Gusti Allah? btw, hati2, godaan shopping kembang lho, hehe...
Iya nih... suka 'nggak kuat iman' kalo udah lihat para seleb di dunia flora ini. Kan judulnya mengagumi ciptaan Allah. Hehe... ;)
Haha, ngelesnya bisa aja nih mbak Diah? *kedip-kedip*
Post a Comment