Lewat tengah malam, penelefon misterius beraksi kembali. Membangunkan aku dari tidur. Kali ini kubiarkan telefon bisu selama beberapa waktu, karena dari seberang tidak terdengar suara apapun. Kutanya berkali-kali pun tidak juga ada tanggapan. Beberapa waktu kemudian, dia ber-hallo.
“Diah ya?” tanyanya.
“Iya. Dengan siapa ini?”
“Diah?” tanyanya lagi.
“Iya. Maaf, ini dengan siapa?” dia tetap nggak mau njawab. Cuma itu saja ‘perbincangan’ kami. Akhirnya dia menutup telefon. Aku tidak (perlu) penasaran. Tidak perlu juga merasa kesal. Kebetulan, aku perlu mencari artikel tentang kain tradisional dan menyiapkan beberapa barang untuk kubawa ke sekolah. Setelah urusanku selesai, tanpa ‘merasa berdosa’, aku tidur lagi aja. Penelefon misterius? Nggak perlu ‘dibawa’ serius.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Hari Minggu pagi, pukul 3 dini hari, telefon berdering. Kupikir, pasti bukan kabar yang terlalu baik. Emergency, pasti. Pada intinya, kesimp...
-
Mengenang masa kecil dulu, ibu sering menyiapkan beragam jenis kolak sebagai hidangan berbuka. Yang paling sering sih kolak pisang rasanya....
-
koleksi souvenir mancanegara Sesi beres-beres rumah di akhir pekan kali ini, menyisakan sebuah pemikiran panjang. Ketika aku mengusap...
2 comments:
ada-ada saja ya ... tapi betul, nggak usah ditanggapin ya ... anggap angit lewat aja ... :)
Tapi lain kali, kayaknya lucu juga ya kalo saya ketawa ala tokoh di sinetron horor gitu. hiihihiii...
Post a Comment