Nonton Laskar Pelangi di malam takbiran. Yang bener aja... Nggak enak hati sih, sebetulnya. Malam takbiran kok malah asyik-asyik jalan berombongan bareng kakak dan para ponakan. Hehe... Tapi kalau mau nonton bareng, ya memang "harus" dilakukan sebelum lebaran, soalnya di hari kedua nanti salah seorang kakak bersama ponakan-ponakanku akan berwisata ke beberapa tempat. Jadilah hari Selasa sore lalu kami berdelapan (plus seorang bayi) nonton bareng di Cinema XXI BSM.
Delapan kursi di baris ketiga dari depan terisi oleh rombongan kami. Aku duduk di ujung kiri, dekat sepasang penonton lain yang sibuk membahas jalan cerita film itu sesuai buku, dan ponakan kecilku di sebelah kanan yang ramai pula berkomentar. Dia belum tahan untuk duduk lama-lama menonton film di bioskop. Berkali-kali dia bertanya, "Film-nya masih lama nggak?", "Berapa lama lagi?" juga pertanyaan-pertanyaan lain yang nyambung maupun tidak dengan adegan film itu. Bolak-balik juga dia ke dekat bundanya di ujung kanan sana. Sedangkan adik bayi di pangkuannya (Rizki, 1 tahun 5 bulan) sedang asyik mengamati adegan di depannya dengan mata bulatnya.
Aku sudah cukup terganggu dengan ponakan kecilku, ditambah dengan komentar penonton lain di sebelah kiriku yang nyaris tak henti mengomentari jalan cerita maupun tokoh-tokoh yang muncul di layar putih itu. Dia berusaha menjelaskan kepada teman nontonnya yang... kedengarannya sih tidak cukup tahu tentang novel maupun film ini. Iya... aku ngerti... tapi suaranya nggak perlu kenceng-kenceng kan...? :(
Kakak iparku di ujung kanan rupanya punya 'pengalaman' yang berbeda, tentu saja. Dia terganggu dengan seorang ibu yang duduk di seberang gang, yang berkali-kali terhisak saat menyaksikan adegan di film itu, sementara anak yang duduk di sebelahnya malah asyik tidur!!! Sayang amat ya, bayar Rp 15.000,- untuk numpang tidur? hehe...
Aku sudah cukup terganggu dengan ponakan kecilku, ditambah dengan komentar penonton lain di sebelah kiriku yang nyaris tak henti mengomentari jalan cerita maupun tokoh-tokoh yang muncul di layar putih itu. Dia berusaha menjelaskan kepada teman nontonnya yang... kedengarannya sih tidak cukup tahu tentang novel maupun film ini. Iya... aku ngerti... tapi suaranya nggak perlu kenceng-kenceng kan...? :(
Kakak iparku di ujung kanan rupanya punya 'pengalaman' yang berbeda, tentu saja. Dia terganggu dengan seorang ibu yang duduk di seberang gang, yang berkali-kali terhisak saat menyaksikan adegan di film itu, sementara anak yang duduk di sebelahnya malah asyik tidur!!! Sayang amat ya, bayar Rp 15.000,- untuk numpang tidur? hehe...
2 comments:
Happy Ied Mubarak, maaf ya mbak kalau ada khilaf & kata2 yang menusuk hatimu, insya allah kita jd org2 yang menag melwn hawa nafsu, amin... Tak tunggu2 resensi filmnya kok ngga muncul2, atw emang ga maksud kalee ya ngeresensi film ini, hihi... Tdnya mo nonton romb sm ponakan jg, tp ngga ku-ku sm dananya, 35 rb per org je...
Kalo gitu, nonton di Bandung aja, mbak. 15 ribu per kepala! ;) Resensi film... ah, udah banyak kali ya di media lain. Hehe... Tapi dipertimbangkan deh. Maaf lahir batin juga ya mbak. Hm... kapan ya kita ketemuan...?
Post a Comment